Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Seperti 'teguran' buatku, agar rajin menulis lagi. Sebuah bakat dari Tuhan yang tidak boleh disia-siakan

     Setelah sekian lama vakum menulis. Hari ini aku mendadak dapat sedikit  (((teguran))).  Ya..seperti ditegur untuk lebih banyak waktu buat menulis. Sejak pensiun dari dunia jurnalistik 5 tahun jadi pasif nulis. Alasannya apalagi kalau bukan mager, moody dan 'kroni-kroninya' (alasan klasik, bilang aja males.. hahahha). Jangan salah, menjadi jurnalis 10 tahun menjadi jurnalis bukan jaminan urusan  ini menjadi perkara mudah. Tetap saja, akan ada moment dimana rasa stuck menyerang, kehabisan ide, sampai ketik hapus berulangkali.      Set iap penulis pasti tahu bagaimana menyiasatinya. Dan caranya akan beda-beda. Begitu juga aku. Sebagai penulis aku tipe 'Kebut Semalam'. Kalau lagi On Fire dalam 2 jam bisa jadi tuh satu essay 20.000 karakter. Sebaliknya kalau nggak, biar kata nongkrong di kafe dengan pemandangan seperti di Maldives ya nggak akan jadi apa-apa.      Serandom itu ya?Memang. Itu juga alasan kenapa sekarang harga buku semakin mahal dan penulis e-book atau wha

Lalu bagaimana bila kemudian aku menyerah dan memilih pergi?Seseorang yang tidak pernah kamu sangka akan meninggalkan?

Monolog Kepastian A :  Aku pernah pergi tapi kemudian aku memilih kembali. Keputusan yang sampai kini masih kupertanyakan?Apakah ini tepat? B : Entahlah. A : Bahagia ini hanya sekedar penenang atau kali ini kau sungguh berjuang? B :Mungkin? A : Kita dua orang yang belum juga dipersatukan, kenapa? B : Karena Tuhan ingin kita tahu, bahwa ada yang lebih Indah dari sekedar saling mencintai. Ikhlas. A : Akankah kita menjadi takdir untuk satu sama lain? B : Dalam setiap rapalan doaku kepada Tuhan, aku tidak memintaNya agar menyatukan kita. Aku ingin kita cukup memenuhi untuk satu sama lain tanpa harus melukai siapa-siapa. A : Lalu bagaimana bila kemudian aku menyerah dan memilih pergi?Seseorang yang tidak pernah kamu sangka akan meninggalkan? B : Kau harus pahami, bila saat itu tiba aku tidak pernah pergi. Aku hanya memilih bahagiaku Bahagia yang selama ini hanya bisa kau janjikan. Dalam acaknya rasa, banyaknya warna, ganjilnya pola. Kadang cinta terselip begitu saja yang entah muncul dibali

Ketidakmungkinan yang ingin kusemogakan begitu aku menyebutmu. Aku lelah, Kau tahu? tapi kakiku tak ingin beranjak.

Bahkan hatiku pun tak bisa melawan. Begitu banyak seandainya yang tak mampu kujelaskan.  "AKU NGGAK BISA KEHILANGAN KAMU" untuk pertama kalinya selama 3 tahun kita mengenal kamu mengeluarkan pernyataan itu. Dan aku tahu itu tidak mudah buatmu. Ini di luar kebiasaanku. Seharusnya aku memilih pergi dan tak pernah memaafkan pengkhianatanmu.  Tapi denganmu entah kenapa aku tak bisa berpikir jernih. Aku lemah. Aku goyah. Kamu itu seperti semua yang kuinginkan dari seorang laki-laki. Denganmu semuanya menyenangkan bahkan ketika kita sedang bertengkar.  Kita adalah pernah, bukan berakhir, bukan menyerah, semoga tidak sudah.

Seseorang pernah berkata kepadaku?Hidup adalah serangkaian pertemuan. Dan salah satunya adalah pertemuan denganmu.

Seseorang pernah berkata kepadaku?Hidup adalah serangkaian pertemuan. Dan salah satunya adalah pertemuan denganmu. Tapi kini kita sedang berada di lintasan berbeda. Kamu ke Utara, sementara aku ke Selatan. Atau kamu ke Timur, aku malah ke Barat. Nikmati saja perjalananmu, jangan tergesa-gesa. Habiskan ragumu dan penuhi kebahagiaanmu saat perjalanan menujuku.Aku juga sedang menuju perjalanan menuju kita. Memang tak mudah, mungkin menyakitkan. Bahkan salah seorang dari kita bisa menyerah. Apakah 'kita' bisa menggenapkan hati? Benarkah kita adalah kehendak Allah yang terbaik?Akankah kebahagiaan kita jadi nyata?  Semoga kita segera bertemu, cepat atau lambat. Bukan di waktu yang salah tapi waktu yang tepat. 12/02/2021