Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Orang Baik, mari menikmati perjalanan sambil pelan-pelan merapal doa agar hati dapat beriringan menuju titik yang sama. Mari menapak perlahan, menikmati setiap proses yang ada.

Apa kabar Orang Baik? Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Kehadiranmu membuatku kembali merasakan debaran. Rasa yang sudah lama hilang dari hatiku. Orang Baik, mari menikmati perjalanan sambil pelan-pelan merapal doa agar hati dapat beriringan menuju titik yang sama. Mari menapak perlahan, menikmati setiap proses yang ada. Semoga bulan masih tak lelah dijadikan sandaran. Sehingga kita tak saling menghilang bila kali ini aku dan kamu jatuh lagi. Karena perjalanan ini seperti berada di antara bintang-bintang, bahagia tapi aku takut jatuh. Jadi, ayo pergi bersamaku ke suatu tempat yang tidak membutuhkan jalanan untuk dipijak. Aku pastikan perjalanan ini tidak lagi membuat waktu berutang kepadamu. Karena selalu membuat jarum jam takdir lelah berputar, sehingga membuat banyak cerita yang menggantung. Padahal perjalananmu belum usai. Kau juga tak akan dipaksa menembus ruang-ruang waktu, demi mengalami rasanya rindu. Kali ini kau akan bebas dari rasa ‘menunggu’, tak perlu memec

Tak mudah menjadi senja.. Indah tapi penuh teka-teki Ditunggu, tapi tak pernah menjadi alasan untuk dipertahankan..

Tak mudah menjadi senja..  Indah tapi penuh teka-teki  Ditunggu, tapi tak pernah menjadi alasan untuk dipertahankan Ada bilangan kasih yang tidak dapat dihindari senja, yang berjarak sejak terbitnya cahaya di timur, hingga kembali ke peraduan di barat. Ya Senja harus terlatih seperti itu. Senja memang diciptakan untuk menjalani kisah-kisahnya sendiri. Karena yang ditawarkan hidup padanya hanya takdir pergi tanpa dikejar. Bukan tertambat.

“Kau tahu mungkin akan ada saatnya nanti.Kau berjalan menuju rumah dengan bayangan sebagai pasangan setia. Bila saat itu tiba jangan berusaha mengingatku. Sebab jatuh cinta padamu cukup sekali. Dan kini sudah berakhir,”

“Maafkan aku untuk akhir yang begini. Aku tahu ini melukaimu. Tapi aku akan semakin melukaimu jika kita memaksa untuk tetap bersama. Kau pasti bisa menemukan yang lebih baik dari aku,” ucapmu setahun lalu.Ketika kau memilih melepaskan aku dan memilih menggenggam tangan wanita lain. Kata-katamu saat itu masih tergiang jelas di telingaku. Bahkan saat aku memohon untuk tetap tinggal, kau tak berrgeming.   Kau tahu, semestinya saat itu yang terjadi adalah moment kebahagiaan. Karena kembalinya kau setelah sekian lama menghilang. Kau harusnya datang dengan kotak berisi cincin di dalamnya, merancang sebuah makan malam romantis kemudian di tengah acara itu kau melafalkan kata-kata puitis lalu melamarku. Tapi yang kau hadiahkan malah kepedihan. Kau menempuh jarak ribuan kilometer, menumpang burung besi hanya untuk mengatakan bahwa kau tak mampu lagi meneruskan perjalanan kita.”Pembohong,” makiku dalam hati. Dan kini setelah aku mampu menyembuhkan semua luka itu. Aku kembali harus bert

Aku tak tahu mengapa aku begitu menyayangimu, pertama kita bertemu tak ada kesan yang luar biasa. Kamu menarik. Tapi tak cukup kuat untuk menarikku. Seiring berjalannya waktu, kita saling mengenal semakin dalam kamu tampak semakin menarik setiap kali aku mengetahui hal baru tentangmu. Tapi saat itu masih belum cukup kuat untuk menarikku. Bahkan ketika kau meminta jariku mengisi sela-sela jarimu dan menemani sisa perjalanan yang akan kau lalui. Aku tetap masih meragu, hatiku diliputi bermacam-macam keraguan...

Cinta memang hebat ya? Bisa menyembuhkan luka yang sebelumnya dia lukai sendiri.  Bisa membuat kita jadi amnesia dengan kegagalan cinta kita sebelumnya dan memaafkan. Bisa membuat kita sangat bersemangat juga ingin mati. Dan karena cinta juga, kita rela menunggu, padahal menunggu  kan  pekerjaan yang paling membosankan? Dan karena cintalah, yang membuatku rela menempuh perjalanan berjam-jam meninggalkan  kota  Surabayaku tercinta menuju Jogja. Ini kulakukan supaya semuanya jelas. Sekaligus untuk membuktikan apakah semua rasa ini nyata atau hanya harapan kosongku semata. Aku tidak ingin terus menerus di dera rasa penasaran dan pengandaianku sendiri. Semua ini harus diselesaikan, tidak boleh terus menggantung seperti ini. Bis yang kunaiki mulai bergerak menjauh dari  kota  Surabayaku tercinta. Hatiku yang tadi tenang, tiba-tiba mulai diliputi kecemasan. Oh, Allah semoga semua yang akan terjadi di  sana  seperti yang kuinginkan. ucapku dalam hati. Dan kecemasan itu pun semaki