Langsung ke konten utama

Ini Untuk Kamu..

Tak perlu kusebutkan, kau pasti paham bila tulisan ini dibuat untukmu. 
Terima kasih  kuucapkan karena masih berkenan meluangkan waktu untukku. Hari itu hariku sangat kacau, sebenarnya aku habis menangis. Pikiranku sedang super berisik. Dan malam itu kehadiranmu dan obrolan-obrolan kita tentang negara membuatku lelap dengan senyuman. 

Kau tahu aku sangat merindukanmu?
Rindu kau bilang "Iya sayangku, cantikku" bahkan saat aku tahu aku sedang tak cantik.
Rindu melihat binar matamu sambil mendengarkanku yang sibuk berbicara tanpa henti, meski aku tahu kau harus menahan bosan. Maaf ya.

Tak usah risau, aku tak sedang membangun harapan apapun tentang kita. Aku hanya rindu.
Kau tau?ternyata menahan  rindu tanpa bisa berbuat apa-apa adalah perasaan paling tengik sedunia. Dadamu mendadak sesak dan siap meledak tanpa bisa kau kendalikan. Jadi kuharap kamu tak keberatan ya. Karena seperti yang selalu aku katakan, aku tak pernah ingin membuatmu berada di kondisi yang membingungkan. Bila cinta untukku itu tak lagi mungkin bagimu, tak apa. Aku sudah terbiasa menghadapi luka. Jadi tak masalah apabila aku mengalaminya sekali lagi.

Aku menulis ini juga agar kamu tahu, tidak pernah ada benci di hatiku untukmu. 
Aku juga tidak tahu ini kelirunya di bagian mana, entah soal waktu yang tak tepat? 
Mungkin aku bukan orang yang cukup baik untukmu?
atau memang kita tidak diizinkan terikat.

Kamu tahu, kini mencintaimu rasanya seperti berdiri di tengah perayaan tapi tak lagi untukku. Ada lampu, ada tawa, tapi tak satupun diarahkan kepadaku. Namun aku tetap berdiri di sana. Diam, mematung, sambil terus membawa kenangan indah tentang kamu saat penuh cinta. 

Tapi tak apa. Semua sudah kuikhlaskan. 
Aku rayakan semua ini dengan sorai.
Aku rayakan diriku sekali lagi jatuh tapi tetap masih berdiri walau kita tak akan pernah kembali. 

Terima kasih sudah pernah ada. Sudah membuatku merasa dicintai, meski tidak sampai akhir. Sudah pernah menjadi bagian dari hariku, meski tak lagi ada hari esok. 

Jadi,
Tolong hiduplah lebih lama. 
Hiduplah dengan baik.
Jangan pernah merasa tidak berarti.
Nyamanlah dengan hidupmu. 
Tidurlah dengan nyenyak.
Agar ikhlasku tidak sia-sia. 
Sungguh aku selalu berbahagia untukmu.
Selama aku ada kamu tidak akan kehilangan orang yang menyayangimu.
Bahkan ketika kamu datang hanya untuk singgah sebentar, lalu pergi lagi tanpa pamit. Aku akan tetap membukakan pintu. Setiap kali. 

Mungkin ini bentuk sayang paling sepi yang bisa dimiliki manusia. 
Mencintai tanpa diminta, menunggu tanpa ditunggu, merayakan tanpa dirayakan.

Surabaya, 20 Mei 2025
Jaga diri baik-baik di perantauan ya.
Aku selalu yakin kamu akan sukses. 
Bismillah ya (sayangku) 💓









Komentar

Postingan populer dari blog ini

doa itu adalah benda, yaitu gelombang energi quantum yang disebut pikiran dan perasaan dan keduanya merupakan kata benda...

....Aku dekat..Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku (QS.Al Baqarah :186) Saya sering bertanya dalam hati, kenapa kita harus repot berdoa dan dalam doa itu kita menjelaskan pada Tuhan apa yang kita mau? Bukankah Tuhan Mahatahu? Seharusnya aktivitas berdoa itu tidak perlu ada, karena tanpa kita berdoa meminta sesuatu, Tuhan sudah tahu apa yang kita inginkan. Sesederhana itu kan?  Seorang sahabat yang pernah saya ajak diskusi mengenai hal ini menertawakan dan mengatakan saya mungkin sudah gila karena telah mempertanyakan doa. Menurutnya mempertanyakan doa sama dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saya mau jadi atheis, begitu tuduhnya. Seolah tak ingin saya jadi ‘tersesat’ sahabat saya itu lantas menjelaskan, doa itu cara manusia ‘bermesraan’ dengan Tuhannya. Sekaligus aktivitas yang mengingatkan manusia bahwa dia hanyalah hamba yang penuh kelemahan dan kepada Tuhan kemudian dia meminta kekuatan. Tapi ‘penasaran’ saya tentang doa tak juga...

Hidup yang mengalir saja, tanpa target manis-manis ini ternyata juga bisa menyenangkan. Tujuannya bukan lagi bahagia atau tidak bahagia. Namun bertahan sekuat-kuatnya, setenang-tenangnya.

Di setiap kehilangan aku selalu belajar hal baru.  Tentang kembali berdamai dengan hati yang patah, mencoba memaafkan  meski tetap tidak mudah dan kembali ikhlas. Poin terakhir mungkin yang paling sulit di antaranya. Bisa jadi kau memaafkannya tapi pikiranmu tidak akan bisa melupakannnya. Itu kenapa orang ikhlas berjarak sangat dekat Tuhannya yang bahkan setan saja tidak berani menggoda. Kalau Nadin Amizah merayakan perpisahan dengan sorai karena pernah bertemu.  Aku sebaliknya.  Aku memilih tidak perlu kembali menyapa bahkan untuk sekedar berbasa-basi. Tidak perlu menangisi orang yang memang ingin pergi. Tapi di kehilangan kali ini berbeda.  Aku menerima kekalahan ini dengan rasa lapang, tanpa perlu menyalahkan siapapun.  Apabila rasa sakit itu terasa, biar diri sendiri saja yang menanggungnya.  Karena sejak awal kita sendiri yang memilih arahnya, jadi kita harus siap dengan segala kondisinya. Biarkan bagian-bagian menyakitkan itu menjadi tanggungjawa...

Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan. Belajar menikmati patah setiap kali aku meletakkan harap yang besar kepada manusia, agar isi kepala tidak terlalu berisik dan semua rasa sakit mereda.

Semakin dewasa keinginan menjadi lebih sederhana nggak sih? Kalau aku ditanya perihal apa yang paling aku inginkan saat ini maka akan kujawab, aku ingin melanjutkan hidup dengan segala syukur atas apa yang telah Allah titipkan kepadaku hingga saat ini. Tidak lagi muluk. Cukup saja juga tak apa. Memiliki pekerjaan, tubuh yang sehat dan tidak berpenyakit.  Tabungan yang belum terlalu banyak namun cukup untuk mewujudkan banyak kesukaan.  Masih memiliki Ibu yang doanya paling makbul dan keluarga yang selalu ada.   Aku berusaha tidak lagi membandingkan hidupku dengan orang lain serta apa-apa yang belum kumiliki. Aku menerima semua kesedihan dan kebahagiaan yang Allah takdirkan untuk hidupku.  Lebih banyak minta dikuatkan daripada dimudahkan. Tak berhitung lagi soal berapa kali menang atau kalah.  Semua aku terima dengan bahagia dan hati yang lapang.  Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan.  Belajar menikmati patah setiap kali aku ...