Kuberikan seluruh cintaku. Bukan separuh, bukan serpihan, bukan sebagian, bukan sisa, tapi semuanya. Namun cintamu tumbuh tak seperti yang kutanam. Daunmu mengarah ke matahari lain dan bungamu mekar di musim yang tak pernah aku punya...
Ada banyak hal yang terjadi dan harus diterima siap atau tidak. Awalnya ada rasa marah dan mempertanyakan. Kemudian aku sadar tidak semua patah butuh tangan lain untuk pulih. Cukup saling tahu dengan diam agar luka itu terasa lebih ringan.
Tak juga perlu menjadi Sore yang menembus ruang waktu merubah takdir dan masa lalu. Pertama aku tak punya Jonathan yang akhirnya karena begitu mencintai Sore sehingga dia mau berubah. Kedua, bukan aku yang dia pilih, jadi mau diulang berapa kalipun juga tidak ada gunanya.
Tapi kebanyakan dari kita (mungkin) adalah Sore. Kalau lagi jatuh cinta, ga peduli sebanyak apa kesempatan dipake untuk memperbaiki sesuatu yang ga tau akan berhasil kapan?Tapi terus saja diusahakan untuk bisa terus bersatu dengan orang yang dicintai. Walau energi bahkan sudah habis. Seperti aku, berulangkali diabaikan dan tidak dianggap berarti tetap saja tidak menyerah. Padahal aku tidak pernah menuntut apapun, bahkan pun dengan alasan untuk merubahnya menjadi lebih baik. Aku terus belajar memahaminya, hanya ingin menjadi rumah yang nyaman untuk apapun cerita dan takdir yang terukir di hidupnya. Menemaninya berproses, bertumbuh, dan menjadi orang yang paling bahagia ketika dia bahagia. Begitupula sebaliknya. Sesederhana itupun tak bisa jadi alasan untuk tetap tinggal.
Kuberikan seluruh cintaku. Bukan separuh, bukan serpihan, bukan sebagian, bukan sisa, tapi semuanya. Namun cintamu tumbuh tak seperti yang kutanam. Daunmu mengarah ke matahari lain dan bungamu mekar di musim yang tak pernah aku punya.
Tapi kau tak perlu khawatir, aku ini si langganan kecewa. Dari dulu aku sudah diberitahu, jangan menaruh harap pada manusia. Namun aku tetap saja sukarela menyodorkan hatiku untuk dipatahkan dengan cara-cara baru yang ternyata tetap menyakitkan. Aku masih tetap percaya, tak boleh setengah hati saat mencintai, tak boleh setengah percaya, semua harus tuntas dan penuh.
Tak boleh lari di tengah badai. Meski tetap ditinggal pergi, meski aku sudah memohon jangan pergi. Ternyata kau lebih suka langit tanpa atap, cinta tanpa sekat dan hati yang tidak diikat.
Kau masih menjadi pagi yang kutunggu. Aku masih mencintaimu, sampai dadaku sesak yang lucunya itu pun terasa romantis. Kalau ternyata kamu pun tak pernah kembali. Aku akan mengerti. Tanpa banyak tanya seperti payung yang menunggu hujan. Selalu bahagia untukmu yaa....
---------
Surabaya, 17 Juli 2025
Aku merindukanmu malam ini tapi tak punya keberanian untuk kecewa.
Komentar
Posting Komentar