Aku pernah berjanji pada diriku Untuk tidak pernah lagi menangisimu Tapi malam ini aku kalah. Tapi jangan khawatir, hatiku sudah terlatih kok. Meski kadang sesekali merindukanmu namun semua masih dalam kendaliku. Aku yakin kau sedang berbahagia sekarang. Kau telah menemukan rumah yang nyaman untuk semua keluh kesahmu. Teman ngobrol paling antusias untuk semua cerita dan mimpimu. Seseorang yang menjadikanmu istimewa dan tujuan dalam hidupnya. Kau tahu? Sesekali aku masih mempertanyakan? Kenapa bukan aku? Kenapa Tuhan tidak mempermudah semuanya untuk kita? Sudah ku jatuh cinta kau justru pergi dan bilang tidak mungkin. Tak bertanggungjawab dan hanya pamit lewat jemari. Seharusnya dengan Maha BesarNya, Tuhan tidak hanya membuatmu mengejar di awal tapi juga menjaga sampai akhir? Bila kau membaca tulisan ini.. Tetap bertahan ya? Selelah apapun jangan menyerah. Aku selalu yakin kamu tangguh. See?aku benar kan?semuanya berjalan sesuai yang kau inginkan. Kau hanya perlu lebih yakin terhada
Alhamdulillah, itu hal pertama yang aku ucapkan ketika memasuki usia 40 tahunku. Tahun ini sengaja tak ingin menganggap pertambahan usiaku ini terlalu istimewa. Tak menunggu dispesialkan di pertambahan usiaku. Aku bahkan berusaha melupakannya. Bukan..bukan karena aku malu karena menjadi semakin tua. Namun di pergantian awalan angka baru di usia ini, aku ingin lebih banyak bermuhasabah. Refleksi diri sudahkah aku lebih banyak bersyukur daripada mengeluh?Apakah aku lebih banyak menghitung nikmat atau lupa diri? Bagiku tahun ini, semua itu lebih penting dari berbagai perayaan tiup lilin dan potong kue. Namun aku tetap berterima kasih untuk perhatian dan doa-doa baik dari keluarga, teman-teman dan tim aku di kantor. Sungguh semuanya membuat hatiku terasa hangat. Usia 40 tahun katanya menjadi ambang batas untuk menapaki tahap kehidupan selanjutnya. Kita akan mengalami banyak perubahan secara fisik maupun secara emosional. Siap atau tidak semua harus dijalani. Seperti filosofi hidup Elang