Langsung ke konten utama

Aku mencintainya, Tuhan. Apa kali ini boleh jangan diganti lagi? Segala yang aku pinta sudah Engkau hadirkan dalam wujud dia.

Kehadiranmu tiba-tiba dan tanpa pertanda.
Hatiku yang sedang mati rasa, mendadak hangat. 
Dan demi apapun, aku jadi kembali merasakan jatuh cinta. Kali ini tidak hanya aku tapi juga dia. 
Jatuh cinta ini membuatku bahagia melewati hari dan semuanya, karena selalu ada pundak lapang dan nyaman yang bisa menerima apa adanya aku, jadi rumah nyaman tempatku pulang, ada peluk hangat untuk semua keraguan, pikiran, kekhawatiranku tentang, "Akankah aku pantas untuk dicintai?"

Namun sekali lagi, Tuhan ingin mengujiku dengan ketidakmungkinan. 
Mungkinkah kali ini aku akan beruntung? Karena ini jadi bagian dari doa yang akan Tuhan kabulkan untukku. Bukankah selalu ada alasan kenapa Tuhan menitipkan sebuah perasaan. Jika pada akhirnya hatiku harus kembali patah, tak apa. Aku perempuan, hanya punya Tuhan, doa dan diriku sendiri. Aku percaya, tertanamnya rasa dihatiku untuk seseorang adalah bentuk nyata Tuhan menunjukkan betapa nikmatnya sabar, menjaga dan ikhlas sebagai puncak tertinggi dalam mencintai.

Meski aku tidak munafik, aku tersiksa atas takdir yang mungkin (kembali) tidak seperti yang kuharapkan juga kumenangkan. Isi kepalaku menjadi riuh dan berantakan, ketika pada akhirnya ikhlas yang kupilih untuk sebuah perasaan.

Entah apa alasan Tuhan membuatku merasakan ini. Hatiku tetap kuat memilihnya, banyak hal-hal dari dirinya yang makin kusukai. Padahal aku tahu, bentuk takdir apa yang bisa terjadi setelahnya.
Apakah Tuhan sedang mengemas takdir yang adil untuk rasa ini, setelah sekian lama aku selalu membenci takdirku sendiri.

Aku mencintainya, Tuhan. Apa kali ini boleh  jangan diganti lagi?
Segala yang aku pinta sudah Engkau hadirkan dalam wujud dia.
Tuhan cukup dia saja. Sebab belum pernah kutemui yang semanis ini. Dia punya hati yang luas, dan sabar yang tidak terbatas. Dia selalu merayakan baik dan burukku.

Izinkan aku mencintainya dia dengan cukup dan sederhana.
Aku ingin selalu jadi pelukan ternyamannya saat dunia sedang tak bersahabat.
Aku ingin menjadi seseorang yang dia cari, saat dia membutuhkan rumah untuk pulang.
Selama aku masih ada di dunia ini, dia tidak akan pernah merasa sendirian.
Izinkan aku dan dia menghadapi semuanya dengan habis-habisan, Tuhan.
Tolong buat dia jangan mudah menyerah dengan berbagai suara bising di kepalanya tentang kisah ini.
Kupastikan tidak akan ada pilihan-pilihan sulit yang harus dihadapinya, kalau harus terluka biar aku saja. 

Izinkan kami bersama, tanpa harus menyakiti banyak hati, juga tanpa melebihi cinta seorang hamba kepada Tuhannya.

Aamiin.

Surabaya, 21 Agustus 2023
Hi Tuan, aku janji tidak akan banyak menangis.
Terima kasih belum menyerah.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

doa itu adalah benda, yaitu gelombang energi quantum yang disebut pikiran dan perasaan dan keduanya merupakan kata benda...

....Aku dekat..Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku (QS.Al Baqarah :186) Saya sering bertanya dalam hati, kenapa kita harus repot berdoa dan dalam doa itu kita menjelaskan pada Tuhan apa yang kita mau? Bukankah Tuhan Mahatahu? Seharusnya aktivitas berdoa itu tidak perlu ada, karena tanpa kita berdoa meminta sesuatu, Tuhan sudah tahu apa yang kita inginkan. Sesederhana itu kan?  Seorang sahabat yang pernah saya ajak diskusi mengenai hal ini menertawakan dan mengatakan saya mungkin sudah gila karena telah mempertanyakan doa. Menurutnya mempertanyakan doa sama dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saya mau jadi atheis, begitu tuduhnya. Seolah tak ingin saya jadi ‘tersesat’ sahabat saya itu lantas menjelaskan, doa itu cara manusia ‘bermesraan’ dengan Tuhannya. Sekaligus aktivitas yang mengingatkan manusia bahwa dia hanyalah hamba yang penuh kelemahan dan kepada Tuhan kemudian dia meminta kekuatan. Tapi ‘penasaran’ saya tentang doa tak juga...

Selamat Mengulang Hari Lahir

 Selamat mengulang hari lahir,  ucapkan terimakasih pada dirimu sendiri yang sudah sangat kuat sampai hari ini. Hi aku. Terima kasih diriku.      Seperti tahun lalu, doanya tetap sama. Selalu aku mintakan kepada Allah,  untuk selalu sehat dan bahagia, dimudahkan dan dilancarkan apa saja yang sekarang sedang aku jalani juga usahakan. Mungkin nanti jalannya tidak selalu lancar, cobaan dan badainya juga akan banyak, arahnya jadi serba rumit bahkan mungkin membuatmu hampir tenggelam.       Tapi aku yakin  mampu melewati semua itu dengan hebat juga sebaik-baiknya. Kuharap di tahun-tahun mendatang yang ku temukan lebih banyak bahagianya daripada sedihnya. Seburuk atau sekacau apapun keadaannya nanti, semoga aku selalu ingat untuk bersyukur dan lebih banyak meluangkan waktu berdoa.     Beribu  hari ke depan, kudoakan selalu punya kompas yang tidak akan membuatku tersesat. Jutaan langkah sudah ku jalani, semoga  aku tak ...

Ini Untuk Kamu..

Tak perlu kusebutkan, kau pasti paham bila tulisan ini dibuat untukmu.  Terima kasih  kuucapkan karena masih berkenan meluangkan waktu untukku. Hari itu hariku sangat kacau, sebenarnya aku habis menangis. Pikiranku sedang super berisik. Dan malam itu kehadiranmu dan obrolan-obrolan kita tentang negara membuatku lelap dengan senyuman.  Kau tahu aku sangat merindukanmu? Rindu kau bilang "Iya sayangku, cantikku" bahkan saat aku tahu aku sedang tak cantik. Rindu melihat binar matamu sambil mendengarkanku yang sibuk berbicara tanpa henti, meski aku tahu kau harus menahan bosan. Maaf ya. Tak usah risau, aku tak sedang membangun harapan apapun tentang kita. Aku hanya rindu. Kau tau?ternyata menahan  rindu tanpa bisa berbuat apa-apa adalah perasaan paling tengik sedunia. Dadamu mendadak sesak dan siap meledak tanpa bisa kau kendalikan. Jadi kuharap kamu tak keberatan ya. Karena seperti yang selalu aku katakan, aku tak pernah ingin membuatmu berada di kondisi yang membingungk...