Aku mencintainya, Tuhan. Apa kali ini boleh jangan diganti lagi? Segala yang aku pinta sudah Engkau hadirkan dalam wujud dia.
Kehadiranmu tiba-tiba dan tanpa pertanda.
Hatiku yang sedang mati rasa, mendadak hangat.
Hatiku yang sedang mati rasa, mendadak hangat.
Dan demi apapun, aku jadi kembali merasakan jatuh cinta. Kali ini tidak hanya aku tapi juga dia.
Jatuh cinta ini membuatku bahagia melewati hari dan semuanya, karena selalu ada pundak lapang dan nyaman yang bisa menerima apa adanya aku, jadi rumah nyaman tempatku pulang, ada peluk hangat untuk semua keraguan, pikiran, kekhawatiranku tentang, "Akankah aku pantas untuk dicintai?"
Namun sekali lagi, Tuhan ingin mengujiku dengan ketidakmungkinan.
Mungkinkah kali ini aku akan beruntung? Karena ini jadi bagian dari doa yang akan Tuhan kabulkan untukku. Bukankah selalu ada alasan kenapa Tuhan menitipkan sebuah perasaan. Jika pada akhirnya hatiku harus kembali patah, tak apa. Aku perempuan, hanya punya Tuhan, doa dan diriku sendiri. Aku percaya, tertanamnya rasa dihatiku untuk seseorang adalah bentuk nyata Tuhan menunjukkan betapa nikmatnya sabar, menjaga dan ikhlas sebagai puncak tertinggi dalam mencintai.
Meski aku tidak munafik, aku tersiksa atas takdir yang mungkin (kembali) tidak seperti yang kuharapkan juga kumenangkan. Isi kepalaku menjadi riuh dan berantakan, ketika pada akhirnya ikhlas yang kupilih untuk sebuah perasaan.
Entah apa alasan Tuhan membuatku merasakan ini. Hatiku tetap kuat memilihnya, banyak hal-hal dari dirinya yang makin kusukai. Padahal aku tahu, bentuk takdir apa yang bisa terjadi setelahnya.
Apakah Tuhan sedang mengemas takdir yang adil untuk rasa ini, setelah sekian lama aku selalu membenci takdirku sendiri.
Aku mencintainya, Tuhan. Apa kali ini boleh jangan diganti lagi?
Segala yang aku pinta sudah Engkau hadirkan dalam wujud dia.
Segala yang aku pinta sudah Engkau hadirkan dalam wujud dia.
Tuhan cukup dia saja. Sebab belum pernah kutemui yang semanis ini. Dia punya hati yang luas, dan sabar yang tidak terbatas. Dia selalu merayakan baik dan burukku.
Izinkan aku mencintainya dia dengan cukup dan sederhana.
Aku ingin selalu jadi pelukan ternyamannya saat dunia sedang tak bersahabat.
Aku ingin menjadi seseorang yang dia cari, saat dia membutuhkan rumah untuk pulang.
Selama aku masih ada di dunia ini, dia tidak akan pernah merasa sendirian.
Izinkan aku dan dia menghadapi semuanya dengan habis-habisan, Tuhan.
Tolong buat dia jangan mudah menyerah dengan berbagai suara bising di kepalanya tentang kisah ini.
Kupastikan tidak akan ada pilihan-pilihan sulit yang harus dihadapinya, kalau harus terluka biar aku saja.
Izinkan kami bersama, tanpa harus menyakiti banyak hati, juga tanpa melebihi cinta seorang hamba kepada Tuhannya.
Aamiin.
Surabaya, 21 Agustus 2023
Hi Tuan, aku janji tidak akan banyak menangis.
Terima kasih belum menyerah.
Komentar
Posting Komentar