Setiap pilihan pasti ada resikonya. Karena tidak memilih pun juga ada resikonya. Tapi aku selalu yakin semua manusia beruntung dengan caranya masing-masing. Ada yang diberi rezeki, ada yang diberi waktu. Ada yang jalannya lancar. ada yang hatinya dikuatkan. Meski tidak semua bahagia bisa ditiru begitu juga luka tak harus selalu dibandingkan.
Halo September..
Terima kasih kuucapkan kepada diriku karena sudah mau bertahan sejauh ini.
Setelah Melewati delapan bulan yang banyak gebrakannya. Menjalani hidup seperti baterai 1% yang terus dipaksa nyala. Tidak sedih, tidak juga bahagia. Kadang ingin marah, tapi tak tahu siapa yang pantas dimaki. Bersyukur ternyata semua tak seburuk yang aku bayangkan. Aku lepaskan semua yang bukan milikku. Tak perlu berpegangan pada sesuatu yang hanya memberatkan langkahku.
Soal mengejar aku tak perlu diajari. Bahkan yang berjalan menjauh tak juga aku lewati. Di tengah sejuta ragu aku tetap melangkah, meski lututku gemetar, ketakutan menyergap, dan nyaliku tinggal separuh.
Sebab yang bukan milikku, akan tetap pergi meski kugenggam dengan seluruh napas yang ada,
Dan aku disini memilih untuk berdamai. Meski ada harga mahal yang harus kubayar.
Tak Apa. Setiap pilihan pasti ada resikonya. Karena tidak memilih pun juga ada resikonya. Tapi aku selalu yakin semua manusia beruntung dengan caranya masing-masing. Ada yang dberi rezeki, ada yang diberi waktu. Ada yang jalannya lancar. ada yang hatinya dikuatkan. Meski tidak semua bahagia bisa ditiru begitu juga luka tak harus selalu dibandingkan.
Tapi aku berusaha untuk terus tawakkal.
Meletakkan seluruh hatiku pada takdir Allah. Bahkan di saat aku tidak tahu apa rencanaNya.
"Apa yang Allah simpan, selalu baik dari yang aku minta" begitu nasihat bijak yang pernah kudengar.
Kadang Allah tidak langsung menjawab, karena Dia sedang memperbaiki jalanmu, bukan hanya mengabulkan doamu. Karena Langit tidak pernah membiarkan satu pun doa jatuh sia-sia.
Toh hidup hanya soal antara.
Berpura-pura tegar padahal sedang merasa kehilangan.
Dipaksa melepas bahkan sebelum dapat menggengam dengan utuh.
Diminta memaafkan karena lelah terus berdarah padahal luka belum sembuh.
Bicara ikhlas padahal hanya tak ingin dibilang 'Aku Menyerah'.
Jadi sekarang aku hanya minta,
Tuhan,
kuatkan,
lapangkan,
sabarkan,
ikhlaskan.
Sisanya,
terserah Engkau saja.
Surabaya, 02 September 2025

Komentar
Posting Komentar