Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Pak, katanya, Ayah itu adalah sosok yang, jika kamu meminta dua bintang di langit, dia akan kembali dengan membawa langit seisinya untukmu.

Bapak bahagia banget ya di sana? Sampai nggak pernah hadir di mimpi. Kita kangen bangett lho pak? Sudah tahun ke 14 ya pak. Sudah lama juga ya, sampai aku sudah lupa suara bapak. Aku berusaha memperbaiki handycam kita pak. Supaya aku bisa dengar suara bapak lagi. Semoga masih bisa ya pak.  Pak, Indonesia punya presiden baru lho. Pasti bapak kaget kan siapa yang jadi presiden? Dulu waktu bapak masih ada, kan presidennya masih SBY. Indonesia juga berhasil masuk kualifikasi Piala Dunia pak. Keren kan pak?Indonesia kalau ada di Piala Dunia, aku jadi nggak suka Italia lagi pak. Hehehe.  Kangen nonton bola bareng ga pak? Tapi sekarang aku nontonnya langsung di stadion juga pak. Jadi ingat juga dulu, karena aku suka basket jadi bapak  nganterin aku sampai malam nonton langsung di GOR Kertajaya demi bisa ketemu Romy Chandra. Ah jadi kangen ngobrol apa saja sama bapak? Kan bapak kamus berjalanku. Bapak selalu punya jawaban dari berbagai pertanyaanku. Bapak kan mygyver kita semua. ...

Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan. Belajar menikmati patah setiap kali aku meletakkan harap yang besar kepada manusia, agar isi kepala tidak terlalu berisik dan semua rasa sakit mereda.

Semakin dewasa keinginan menjadi lebih sederhana nggak sih? Kalau aku ditanya perihal apa yang paling aku inginkan saat ini maka akan kujawab, aku ingin melanjutkan hidup dengan segala syukur atas apa yang telah Allah titipkan kepadaku hingga saat ini. Tidak lagi muluk. Cukup saja juga tak apa. Memiliki pekerjaan, tubuh yang sehat dan tidak berpenyakit.  Tabungan yang belum terlalu banyak namun cukup untuk mewujudkan banyak kesukaan.  Masih memiliki Ibu yang doanya paling makbul dan keluarga yang selalu ada.   Aku berusaha tidak lagi membandingkan hidupku dengan orang lain serta apa-apa yang belum kumiliki. Aku menerima semua kesedihan dan kebahagiaan yang Allah takdirkan untuk hidupku.  Lebih banyak minta dikuatkan daripada dimudahkan. Tak berhitung lagi soal berapa kali menang atau kalah.  Semua aku terima dengan bahagia dan hati yang lapang.  Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan.  Belajar menikmati patah setiap kali aku ...

Hidup yang mengalir saja, tanpa target manis-manis ini ternyata juga bisa menyenangkan. Tujuannya bukan lagi bahagia atau tidak bahagia. Namun bertahan sekuat-kuatnya, setenang-tenangnya.

Di setiap kehilangan aku selalu belajar hal baru.  Tentang kembali berdamai dengan hati yang patah, mencoba memaafkan  meski tetap tidak mudah dan kembali ikhlas. Poin terakhir mungkin yang paling sulit di antaranya. Bisa jadi kau memaafkannya tapi pikiranmu tidak akan bisa melupakannnya. Itu kenapa orang ikhlas berjarak sangat dekat Tuhannya yang bahkan setan saja tidak berani menggoda. Kalau Nadin Amizah merayakan perpisahan dengan sorai karena pernah bertemu.  Aku sebaliknya.  Aku memilih tidak perlu kembali menyapa bahkan untuk sekedar berbasa-basi. Tidak perlu menangisi orang yang memang ingin pergi. Tapi di kehilangan kali ini berbeda.  Aku menerima kekalahan ini dengan rasa lapang, tanpa perlu menyalahkan siapapun.  Apabila rasa sakit itu terasa, biar diri sendiri saja yang menanggungnya.  Karena sejak awal kita sendiri yang memilih arahnya, jadi kita harus siap dengan segala kondisinya. Biarkan bagian-bagian menyakitkan itu menjadi tanggungjawa...

Jika kau tanyakan kepadaku, "Apakah cinta untukmu masih tumbuh di dalam dada?" Ya tentu. Seperti belukar yang berulangkali diterpa gerimis: ia tumbuh liar tak terkendali

Hai kamu? Aku tahu kamu akan membaca tulisan ini yang kubuat khusus ini. Tidak perlu bermain teka-teki karena harusnya kamu paham aku terlalu pandai untuk menerka. Aku tahu itu kamu. Bahkan kalau kau datang dengan berbagai rupa. Kenapa datang lagi? Perempuan yang ada di photo profile whatsappmu itu tidak cukup menjadi rumah yang menyejukkan kah?Genggaman tangan dan pelukannya ternyata bukan yang paling menenangkan dan menguatkan? Seharusnya kau tidak perlu merasa kosong lagi sekarang.  Kau telah menemukan perempuan yang telah membuatmu merasakan jatuh cinta lagi. Dan menjadi yang akhirnya kau pilih. Kenapa datang lagi?Apa aku kini menjadi orang yang terus ada di pikiranmu, menjadi kenangan yang menyakiti ingatanmu sepanjang waktu?Apa kau baru menyadari bahwa ternyata kau tidak mendapatkan aku di dalam diri siapapun.  Namun, kau tau?aku sempat berpikir, siapa tahu kau datang lagi? Selagi belum terlalu jauh, kupikir kesempatan untuk mundur itu akan selalu ada.  Tapi seperti...

Allah punya takdir, tapi Allah juga menyediakan doa. Jadi apapun yang ingin disemogakan diatasi dengan berdoa. Ketika apa yang aku minta baik maka Allah akan mengabulkan. Kalaupun tidak, berarti Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik...

Sebuah nasihat yang baik adalah "Jangan pernah berharap dimengerti oleh laki-laki yang sedang berproses. Jadi dia juga susah. Makanya selalu nggak ada pertahanan. Karena apa?Karena dari banyaknya beban yang dia tanggung. Hanya kita beban yang paling mudah dia lepas." Padahal aku tidak pernah menuntut apapun. Aku memberikan banyak ruang sabar menemani dia berproses.  Aku tidak pernah (bahkan dengan tidak sengaja) membandingkannya dengan siapapun.  Tapi akhirnya dia tetap melepasku. Dia tidak mau lagi berusaha setara mencintaiku.  Manjaku dianggap tidak dewasa, Khawatirku dianggapnya posesif, Bawelku membuatnya risih,  Keluhanku menjadi gangguan penuh bising. Semua hal yang awalnya tidak menjadi masalah, berakhir sebagai halangan dan beban yang tidak ingin dia perjuangkan. Kau seolah lupa bagaimana caramu menyakinkan hati yang sudah mati rasa. Tapi tak apa. Ini bukan salahmu. Aku yang mudah goyah. Aku terlalu rapuh sehingga mudah terbawa perasaan dan jatuh suka.  ...

Aku sudah terbiasa kehilangan. Aku juga sudah biasa ditinggalkan. Aku pernah jadi orang baru namun kalah dengan masa lalu, pernah jadi masa lalu tapi juga kalah dengan orang baru. Soal menang aku kalah, soal kalah aku menang.

 Aku pernah berjanji pada diriku Untuk tidak pernah lagi menangisimu Malam itu aku kalah. Tapi jangan khawatir, hatiku sudah terlatih kok. Aku sudah terbiasa kehilangan. Aku juga sudah biasa ditinggalkan. Aku pernah jadi orang baru namun kalah dengan masa lalu, pernah jadi masa lalu tapi juga kalah dengan orang baru.  Soal menang aku kalah, soal kalah aku menang. Aku yakin kau sedang berbahagia sekarang. Kulihat kau sekarang juga sering tersenyum. Dia benar-benar menjadi rumah yang nyaman untukmu ya? Teman ngobrol paling antusias untuk semua cerita dan mimpimu. Seseorang yang menjadikanmu istimewa dan tujuan dalam hidupnya.  Kau tahu? Sesekali aku masih mempertanyakan? Kenapa bukan aku? Kenapa Tuhan tidak mempermudah semuanya untuk kita? Seharusnya dengan Maha BesarNya, Tuhan tidak hanya membuatmu mengejar di awal tapi juga menjaga sampai akhir? Tapi kini aku tidak lagi bertanya. Kalau ternyata bukan kamu yang menjadi akhir dari perjalananku, tidak apa-apa. Sudah kusiapka...

Life Begins at Forty..

 Alhamdulillah, itu hal pertama yang aku ucapkan ketika memasuki usia 40 tahunku. Tahun ini sengaja tak ingin menganggap pertambahan usiaku ini terlalu istimewa. Tak menunggu dispesialkan di pertambahan usiaku. Aku bahkan berusaha melupakannya. Bukan..bukan karena aku malu karena  menjadi semakin tua. Namun di pergantian awalan angka baru di usia ini, aku ingin lebih banyak bermuhasabah. Refleksi diri sudahkah aku lebih banyak bersyukur daripada mengeluh?Apakah aku lebih banyak menghitung nikmat atau lupa diri? Bagiku tahun ini, semua itu lebih penting dari berbagai perayaan tiup lilin dan potong kue. Namun aku tetap berterima kasih untuk perhatian dan doa-doa baik dari keluarga, teman-teman dan tim aku di kantor. Sungguh semuanya membuat hatiku terasa hangat.  Usia 40 tahun katanya menjadi ambang batas untuk menapaki tahap kehidupan selanjutnya. Kita akan mengalami banyak perubahan secara fisik maupun secara emosional. Siap atau tidak semua harus dijalani. Seperti filoso...

Aku mulai terbiasa tidak menunggu dan memilih menjalani hari-hari tanpa kekhawatiran. Karena semua yang kukira sudah tepat ternyata tetap menyerah dan pergi.

Aku disini Allah, datang dengan lebih banyak syukurnya daripada mengeluhnya. Patuh dan menerima takdir baik dan buruknya. Terima kasih untuk 2023 yang penuh kebahagiaannya meski masih juga ada airmata dan dada yang penuh sesaknya.  Terima kasih untuk kelimpahan berkah, kesehatan, iman yang selalu istiqomah, keinginan-keinginan yang banyak terkabulnya, yang kemudian membuat aku lebih belajar untuk mampu menerima dan tidak patah hati ketika doa-doa ada yang belum terkabul.  Tidak ada doa yang sia-sia kan Allah? karena ia akan selalu mencari jalan untuk kembali sebagai jawaban yang terbaik. Sebab hidup adalah serangkaian perjalanan yang harus ditempuh, entah pada tujuan apa akan sampai itu urusan nanti. Allah, kini aku mulai terbiasa dengan kehilangan. Aku mulai terbiasa tidak menunggu dan memilih menjalani hari-hari tanpa kekhawatiran.  Karena semua yang kukira sudah tepat ternyata tetap menyerah dan pergi.  Tapi, aku tidak akan menyerah Allah. Kehilangan, rasa bersala...

Jangan muluk-muluk katamu, tidak perlu menggebu-gebu, dijalani saja pelan-pelan, takdir diterima, dan kejadian seperti apapun dijalani dan disyukuri.

Aku tidak tahu bagaimana takdir bisa berjalan hingga kamu sampai disini, padahal saat itu aku tidak dalam posisi menunggu, bahkan aku belum merasa cukup untuk diriku. Aku juga tidak mengerti bagaimana waktu akhirnya mempersilakanmu masuk ke hatiku, membuka penawaran untukmu. Jalannya mungkin tidak selalu indah dan menyenangkan, tapi terima kasih belum menyerah meski ada cukup banyak alasan untuk itu.  Terima kasih, selalu berusaha mengerti perempuan keras kepala dan banyak kurangnya ini yang bahkan memaksa benar meski sudah tahu dia yang salah.  Jangan muluk-muluk katamu, tidak perlu menggebu-gebu, dijalani saja, pelan-pelan takdir diterima, dan kejadian seperti apapun dijalani dan disyukuri. Jatuh cinta tak melulu seperti di film-film. Maka atas ketenanganmu, aku tenang denganmu. Maka dari itu aku memberikan banyak ruang dan waktu untuk kita, terhadap langkah apa yang nanti pada akhirnya aku dan kamu putuskan. Semoga lebih banyak bahagianya daripada sedihnya.  Jalan Jog...