Mengapa menikah kalau akhirnya bercerai?
Mengapa cinta yang menggebu di awal mendadak bisa hilang dan berubah
menjadi kebencian?
Mengapa ada orang yang sudah diberikan pasangan yang sholeh/sholehah
juga anak-anak yang lucu dan pintar justru memilih mengakhiri dengan alasan
sudah tidak satu visi dan misi?Kok menikah?
Dan berbagai macam pertanyaan lainnya mulai berkelebat di otakku?Perceraian adalah hal asing bagiku, selain karena belum menikah. Tapi karena hal itu memang tidak biasa terjadi dikeluargaku. Kalau,menikah ya harus satu kali seumur hidup dan sampai mati. Bahkan ibu dan nenekku juga tante atau om-ku yang ditinggal meninggal pasangannya memilih menduda atau menjanda hingga akhir hayat mereka. Jadi prinsip itulah yang tetap terjaga buat aku, dan generasi mudanya di keluargaku. Setelah menikah, komitmen selamanya harus tetap dijaga dalam kondisi apapun. Suka atau duka, marahan atau akur, sakit atau sehat, gemuk atau kurus, kaya atau miskin, punya anak atau tidak punya anak.
Seorang teman pun pernah bertanya, apa yang membuatmu akhirnya memutuskan menikah dengan dia? Hmm.. agak susah nih dijawab. Kalau mau jawaban klise yah karena dia jawaban dari istikharahku. Atau yang karena sudah jodoh saja.
Temanku malah tertawa saat itu, katanya aku terlalu naif. Bagaimana aku
tau kalau dia jawabannya. Kalau dia justru ujiannya bagaimana?
“Ya gapapa, bukannya hidup di dunia ini memang harus diuji.” Jawabku
diplomatis.
Dan kami tertawa berdua.
Kalau kalian?
Oh… Menikah karena karena takut dibilang nggak laku.
Trus apalagi?
Oh… Menikah agar tidak
dilangkahi adik yang akan menikah.
Kemudian?
Lho kan semua orang menikah, jadi kita juga menikah. Biar sama kayak
lainnya.
Lanjut?
Menikah juga bisa membuat nafsu jadi tersalurkan, daripada zina. Dan
biar bisa punya anak yang akan mengurus kita di hari tua.
Semua orang bisa menikah, tapi tidak semua mampu mempertahankannya. Perceraian kini bisa terjadi pada rumah tangga yang sudah terjadi belasan tahun. Sepertinya memang serumit itu ya pernikahan. Sabar saja tidak cukup. Materi berlimpah juga bukan jaminan. Ganteng dan cantik apalagi. Banyak hal yang benar-benar dipikirkan.
Visi dan Misi dari awal harus sudah tuntas dibicarakan, kalau mungkin nanti ada banyak perubahan di tengah perjalanan sudah tahu solusinya apa. Jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung. Apalagi manusia adalah mahluk dinamis yang pasti bisa berubah, entah jadi lebih baik atau lebih buruk. Itulah kenapa ilmu itu penting, tidak hanya ilmu dunia tapi juga agama. Balance lah Bahasa kerennya. Toh di antara yang gagal, yang berhasil dan tetap langgeng sampai sekarang juga masih ada.
Tidak perlu takut menikah (Aku nggak takut cuma belum yakin aja, red)
Menikah juga bukan ajang perlombaan, bukan juga cepat-cepatan tapi
lama-lamaan.
Menikah ada ibadah seumur hidup, cari partner yang bisa diajak
bekerjasama. Bukan hanya semata-mata.
Komentar
Posting Komentar