Langsung ke konten utama

Mungkin mencintaimu adalah mencintai kerelaan, melepaskan dan membebaskan. Sekarang kutitipkan kau kepada-Nya. Siapapun yang nanti kau pilih, kuharap dia mencintaimu seperti aku dan mampu membahagiakanmu dengan semestinya.

Aku tak pernah bisa membencimu...
Semoga kau tahu,
Padahal berkali-kali telah kau patahkan hatiku.

Aku tak pernah bisa membencimu...
Meski kau terus menerus membawaku ke dalam kerumitan 
yang tak pernah coba kau uraikan.

Aku tak pernah bisa membencimu...
yang sering datang tiba-tiba, menggamit lenganku, 
Membuatku luluh namun pada akhirnya selalu punya rencana paling ambigu untuk pergi.

Aku tak pernah bisa membencimu..
aku memang sengaja mencintaimu untuk kau sia-siakan.
Seumpama jendela yang setia mengamatimu melangkah pergi dan kembali 
meski yang kau tuju adalah pintu.

Hari ini, setelah sekian lama kau menghilang dan membawa kabar yang (mungkin) paling kuinginkan. Seharusnya aku bahagia.
Namun kau memilih kembali pergi. 
Ternyata penantian 5 tahun lalu belum menemukan titik endingnya. 
Kita masih bukan jawaban untuk satu sama lainnya.

Dan aku tetap tak pernah bisa membencimu.

Mungkin mencintaimu adalah mencintai kerelaan, melepaskan dan membebaskan. Sekarang kutitipkan kau kepada-Nya. Siapapun yang nanti kau pilih, kuharap dia mencintaimu seperti aku dan mampu membahagiakanmu dengan semestinya.

Dan Mei tahun ini ..
ijinkan aku juga pergi
Undur diri dari segala kerumitan ini.
Kumohon jangan lagi mencariku.
Aku sudah lelah.
Aku ingin beranjak.
Anggap saja ini penutup atas kita yang semakin abu-abu.

Tidak ada penyesalan... 
Manusia punya keinginan namun semesta punya kenyataan. 
Tak apa bila bukan aku, 'rumah' tempatmu menetap.
Aku akan menemukannya
Rumah yang menghargai artinya 'ada'.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

doa itu adalah benda, yaitu gelombang energi quantum yang disebut pikiran dan perasaan dan keduanya merupakan kata benda...

....Aku dekat..Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku (QS.Al Baqarah :186) Saya sering bertanya dalam hati, kenapa kita harus repot berdoa dan dalam doa itu kita menjelaskan pada Tuhan apa yang kita mau? Bukankah Tuhan Mahatahu? Seharusnya aktivitas berdoa itu tidak perlu ada, karena tanpa kita berdoa meminta sesuatu, Tuhan sudah tahu apa yang kita inginkan. Sesederhana itu kan?  Seorang sahabat yang pernah saya ajak diskusi mengenai hal ini menertawakan dan mengatakan saya mungkin sudah gila karena telah mempertanyakan doa. Menurutnya mempertanyakan doa sama dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan. Saya mau jadi atheis, begitu tuduhnya. Seolah tak ingin saya jadi ‘tersesat’ sahabat saya itu lantas menjelaskan, doa itu cara manusia ‘bermesraan’ dengan Tuhannya. Sekaligus aktivitas yang mengingatkan manusia bahwa dia hanyalah hamba yang penuh kelemahan dan kepada Tuhan kemudian dia meminta kekuatan. Tapi ‘penasaran’ saya tentang doa tak juga...

Hidup yang mengalir saja, tanpa target manis-manis ini ternyata juga bisa menyenangkan. Tujuannya bukan lagi bahagia atau tidak bahagia. Namun bertahan sekuat-kuatnya, setenang-tenangnya.

Di setiap kehilangan aku selalu belajar hal baru.  Tentang kembali berdamai dengan hati yang patah, mencoba memaafkan  meski tetap tidak mudah dan kembali ikhlas. Poin terakhir mungkin yang paling sulit di antaranya. Bisa jadi kau memaafkannya tapi pikiranmu tidak akan bisa melupakannnya. Itu kenapa orang ikhlas berjarak sangat dekat Tuhannya yang bahkan setan saja tidak berani menggoda. Kalau Nadin Amizah merayakan perpisahan dengan sorai karena pernah bertemu.  Aku sebaliknya.  Aku memilih tidak perlu kembali menyapa bahkan untuk sekedar berbasa-basi. Tidak perlu menangisi orang yang memang ingin pergi. Tapi di kehilangan kali ini berbeda.  Aku menerima kekalahan ini dengan rasa lapang, tanpa perlu menyalahkan siapapun.  Apabila rasa sakit itu terasa, biar diri sendiri saja yang menanggungnya.  Karena sejak awal kita sendiri yang memilih arahnya, jadi kita harus siap dengan segala kondisinya. Biarkan bagian-bagian menyakitkan itu menjadi tanggungjawa...

Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan. Belajar menikmati patah setiap kali aku meletakkan harap yang besar kepada manusia, agar isi kepala tidak terlalu berisik dan semua rasa sakit mereda.

Semakin dewasa keinginan menjadi lebih sederhana nggak sih? Kalau aku ditanya perihal apa yang paling aku inginkan saat ini maka akan kujawab, aku ingin melanjutkan hidup dengan segala syukur atas apa yang telah Allah titipkan kepadaku hingga saat ini. Tidak lagi muluk. Cukup saja juga tak apa. Memiliki pekerjaan, tubuh yang sehat dan tidak berpenyakit.  Tabungan yang belum terlalu banyak namun cukup untuk mewujudkan banyak kesukaan.  Masih memiliki Ibu yang doanya paling makbul dan keluarga yang selalu ada.   Aku berusaha tidak lagi membandingkan hidupku dengan orang lain serta apa-apa yang belum kumiliki. Aku menerima semua kesedihan dan kebahagiaan yang Allah takdirkan untuk hidupku.  Lebih banyak minta dikuatkan daripada dimudahkan. Tak berhitung lagi soal berapa kali menang atau kalah.  Semua aku terima dengan bahagia dan hati yang lapang.  Setiap waktu kuupayakan selalu dipenuhi banyak kebaikan.  Belajar menikmati patah setiap kali aku ...