Mungkin mencintaimu adalah mencintai kerelaan, melepaskan dan membebaskan. Sekarang kutitipkan kau kepada-Nya. Siapapun yang nanti kau pilih, kuharap dia mencintaimu seperti aku dan mampu membahagiakanmu dengan semestinya.
Aku tak pernah bisa membencimu...
Semoga kau tahu,
Padahal berkali-kali telah kau patahkan hatiku.
Padahal berkali-kali telah kau patahkan hatiku.
Aku tak pernah bisa membencimu...
Meski kau terus menerus membawaku ke dalam kerumitan
yang tak pernah coba kau uraikan.
Aku tak pernah bisa membencimu...
yang sering datang tiba-tiba, menggamit lenganku,
Membuatku luluh namun pada akhirnya selalu punya rencana paling ambigu untuk pergi.
Aku tak pernah bisa membencimu..
aku memang sengaja mencintaimu untuk kau sia-siakan.
Seumpama jendela yang setia mengamatimu melangkah pergi dan kembali
meski yang kau tuju adalah pintu.
Hari ini, setelah sekian lama kau menghilang dan membawa kabar yang (mungkin) paling kuinginkan. Seharusnya aku bahagia.
Namun kau memilih kembali pergi.
Ternyata penantian 5 tahun lalu belum menemukan titik endingnya.
Kita masih bukan jawaban untuk satu sama lainnya.
Dan aku tetap tak pernah bisa membencimu.
Mungkin mencintaimu adalah mencintai kerelaan, melepaskan dan membebaskan. Sekarang kutitipkan kau kepada-Nya. Siapapun yang nanti kau pilih, kuharap dia mencintaimu seperti aku dan mampu membahagiakanmu dengan semestinya.
Dan Mei tahun ini ..
ijinkan aku juga pergi
Undur diri dari segala kerumitan ini.
Kumohon jangan lagi mencariku.
Aku sudah lelah.
Aku ingin beranjak.
Anggap saja ini penutup atas kita yang semakin abu-abu.
Tidak ada penyesalan...
Manusia punya keinginan namun semesta punya kenyataan.
Tak apa bila bukan aku, 'rumah' tempatmu menetap.
Aku akan menemukannya
Rumah yang menghargai artinya 'ada'.
Komentar
Posting Komentar